Seporsi Mie ayam Sebelum Mati

okoh Utama: Ale, seorang pria berusia 37 tahun yang berjuang melawan depresi akut dan rasa keterasingan. Latar Belakang: Ale memiliki trauma masa kecil akibat kurangnya dukungan keluarga dan menjadi korban perundungan. Tubuhnya yang besar dan masalah bau badan membuatnya dijauhi di lingkungan sosial maupun pekerjaannya. Ia sudah berusaha berubah, tetapi usahanya selalu gagal. Keputusan Menyerah: Karena merasa hidupnya tanpa makna dan tidak ada dukungan, Ale memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dalam waktu 24 jam ke depan. Ia telah menyiapkan segalanya dan berencana menelan semua obat antidepresan yang ia miliki. Penundaan: Tepat sebelum menenggak obat, Ale membaca anjuran pada kemasan obat: "Dikonsumsi sesudah makan." Perutnya yang lapar membuatnya terdiam. Ia pun memutuskan untuk makan dulu, yaitu seporsi mie ayam, sebagai satu-satunya keputusan yang bisa ia ambil atas kehendaknya sendiri sebelum mati. Perjalanan dan Refleksi: Pencarian mie ayam inilah yang menjadi inti cerita. Selama 24 jam mencari mie ayam, Ale bertemu dengan berbagai orang dan mengalami kejadian-kejadian kecil yang secara perlahan memicu refleksi mendalam tentang hidup, kehilangan, dan kebahagiaan. Pesan Utama: Buku ini merupakan refleksi tentang isu kesehatan mental dan pencarian alasan sederhana untuk bertahan hidup di tengah dunia yang terasa berat. Melalui kisah Ale dan seporsi mie ayamnya, penulis ingin menyampaikan bahwa terkadang, yang dibutuhkan hanyalah satu alasan kecil yang membumi untuk membuat kita bertahan satu hari lagi.